Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Komite Olimpiade dan Paralimpiade Arab Saudi (SOPC) baru-baru ini mengumumkan keputusan mengejutkan: mereka sepakat untuk mengakhiri kerja sama mereka dalam menyelenggarakan Olympic Esports Games. Padahal, kemitraan strategis ini awalnya dirancang untuk berjangka waktu 12 tahun, sebuah langkah yang menempatkan Arab Saudi sebagai pusat global untuk esports dengan dukungan penuh dari gerakan Olimpiade. Keputusan untuk Batal Esports Games Olimpiade ini membatalkan rencana untuk mengadakan edisi perdana di Riyadh, yang semula ditargetkan pada tahun 2027 setelah penundaan dari rencana awal tahun 2025.
Langkah IOC ini, yang datang setelah proses “Jeda dan Refleksi” selama berbulan-bulan, mencerminkan kerangka pikir baru komite tertinggi olahraga dunia tersebut. Menurut pernyataan resmi IOC, pembatalan kesepakatan tersebut dilakukan atas dasar persetujuan bersama. Kedua belah pihak berkomitmen untuk “meneruskan ambisi esports mereka sendiri melalui jalur yang terpisah.” Meskipun keputusan ini merupakan kemunduran yang langka bagi Arab Saudi dalam upayanya menarik proyek-proyek olahraga internasional berskala besar, IOC menegaskan kembali komitmennya untuk mengadakan Olympic Esports Games sesegera mungkin di bawah model kemitraan yang baru.
Alasan Pembatalan Kemitraan Jangka Panjang
Meskipun pengumuman resmi menyebutkan adanya kesepakatan bersama untuk mencari jalur yang terpisah, berbagai spekulasi muncul mengenai faktor-faktor di balik pembatalan kemitraan 12 tahun antara IOC dan Arab Saudi ini. Kolaborasi ini, yang merupakan aset utama dalam program modernisasi Arab Saudi Vision 2030, menghadapi tantangan mendasar sejak awal.
Konflik Nilai dan Judul Game
Salah satu hambatan terbesar yang tak terhindarkan adalah perbedaan mendasar dalam filosofi mengenai jenis game yang dapat didukung oleh IOC. Olimpiade memiliki seperangkat nilai yang ketat, dan Presiden IOC sebelumnya, Thomas Bach, telah berulang kali menekankan bahwa “garis merah” mereka tidak akan terlampaui, terutama terkait kekerasan.
Arab Saudi, melalui Esports World Cup tahunannya di Riyadh, telah menunjukkan minat kuat pada game tembak-menembak populer seperti Call of Duty dan Street Fighter. Game-game ini, yang menampilkan simulasi kekerasan, selalu menjadi masalah bagi IOC. Meskipun Komite Olimpiade tersebut telah mengadakan acara uji coba, seperti Olympic Esports Week di Singapura pada tahun 2023 yang berfokus pada simulasi olahraga, tampaknya integrasi game yang lebih agresif—yang merupakan daya tarik utama bagi basis penggemar esports global—sulit diselaraskan dengan nilai-nilai Olimpiade. IOC ingin memastikan bahwa nilai-nilai Olimpiade dihormati, termasuk promosi kesetaraan gender dan judul game yang inklusif.
Kebutuhan akan “Pendekatan Baru” untuk Batal Esports Games Olimpiade
IOC menyatakan bahwa pembatalan ini akan memungkinkan mereka untuk mengembangkan “pendekatan baru” terhadap Olympic Esports Games. Pendekatan ini akan memperhitungkan umpan balik dari proses “Jeda dan Refleksi” yang berlangsung. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan Olympic Esports Games agar lebih sesuai dengan ambisi jangka panjang Gerakan Olimpiade dan “menyebarkan peluang yang disajikan oleh Olympic Esports Games secara lebih luas.” Hal ini mengisyaratkan bahwa IOC ingin memiliki kontrol yang lebih besar atas arah event tersebut, termasuk pemilihan tuan rumah, model penyelenggaraan, dan program game di masa depan. Kemitraan eksklusif 12 tahun dengan satu negara mungkin dianggap terlalu membatasi ruang gerak dan fleksibilitas ini.
Dampak Bagi Arab Saudi dan Masa Depan Esports Global
Keputusan untuk Batal Esports Games Olimpiade di Riyadh ini dianggap sebagai kemunduran yang langka bagi Arab Saudi. Kerajaan ini telah menginvestasikan miliaran dolar ke dalam olahraga, gaming, dan hiburan sebagai bagian dari Vision 2030 mereka. Arab Saudi telah menjadi pemain kunci dalam industri esports global, menampung turnamen besar dengan total hadiah uang yang memecahkan rekor.
Meskipun kehilangan branding Olimpiade merupakan pukulan besar bagi upaya sportswashing dan ambisi globalnya, Arab Saudi tidak menunjukkan tanda-tanda akan melambat. Mereka sudah memiliki rencana besar untuk menyelenggarakan Esports Nations Cup yang akan memulai debutnya pada tahun 2026. Event ini akan memungkinkan para pemain untuk berkompetisi di bawah bendera nasional, menggarisbawahi komitmen Kerajaan untuk tetap menjadi tuan rumah bagi kompetisi esports kelas dunia. Dengan sumber daya yang melimpah, termasuk pembelian raksasa game seperti Electronic Arts senilai miliaran dolar, pengaruh Arab Saudi dalam gaming dan esports akan terus berlanjut.
Bagaimana Nasib Olympic Esports Games Selanjutnya?
Bagi IOC, pembatalan ini menandai awal dari babak baru. Komite tersebut tetap berkomitmen penuh untuk mewujudkan Olympic Esports Games dan mengatakan mereka akan mengadakan edisi perdana “sesegera mungkin.”
Batal Esports Games Olimpiade di Riyadh membuka peluang bagi negara-negara lain atau model kemitraan baru untuk menjadi tuan rumah. Salah satu opsi yang memungkinkan adalah kembali ke format Olympic Esports Week yang sukses di Singapura pada tahun 2023. Singapura, yang telah menjadi tuan rumah event uji coba sebelumnya, dinilai sebagai kandidat potensial. Selain itu, IOC dapat mencari model kemitraan yang melibatkan banyak pihak dan tidak secara eksklusif berfokus pada satu mitra atau satu negara untuk jangka waktu yang lama, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menyesuaikan event dengan nilai-nilai Olimpiade yang telah ditetapkan.
Singkatnya, kemitraan esports antara Olimpiade dan Arab Saudi telah berakhir, tetapi ambisi keduanya belum mati. Keduanya kini berada di jalur terpisah—Arab Saudi memperkuat dominasinya dalam turnamen hadiah uang yang besar, sementara IOC mencari format yang selaras dengan nilai-nilai Olimpiade. Masa depan Olympic Esports Games mungkin masih belum pasti, tetapi komitmen IOC untuk mengadakannya tetap kuat.
Baca juga:
- PHK Divisi Game Amazon: Menghapus Ambisi AAA, Fokus ke AI
- Battlefield REDSEC Battle Royale: Shadow-Drop Gratis Siap Gemparkan FPS Besok
- Dampak Mendalam Video Game: Dari Stres hingga Penemuan Diri (Riset UW)
Informasi ini dipersembahkan oleh rajabotak

